Microskop Dan Fungsinya – Jika kita masuk ke dalam sebuah ruang laboratotium, pasti akan bertemu dengan alat yang bernama microskop. Sebenarnya, apa itu microskop? Dan untuk apa fungsinya? Untuk mengenal lebih jauh tentang microskop, silahkan simak pembahasan berikut ini mengenai pengertian, fungsi, bagian-bagian, jenis-jenis microskop, cara menggunakan dan perawatan microskop.
Pengertian Microskop
Microskop merupakan serapan dua kata yang berasal dari bahasa yunani, yaitu micros artinya kecil dan scopein artinya melihat. Jadi, pengertian microskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat atau mengamati objek (benda) berukuran kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata secara langsung.
Ada juga yang berpendapat bahwa microskop merupakan alat pembesar yang digunakan untuk penelitian. Dengan menggunakan microskop, maka benda akan dapat ditampilkan hingga 100 kali lebih besar dari benda aslinya.
Microskop sering dipakai pada bidang mikroskopi (ilmu yang mempelajari benda-benada kecil). Oleh sebab itu, alat ini sering ditemui di laboratorium untuk mengamati micro organisme (mikroskopis), jaringan sel makhluk hidup, dan bakteri.
Fungsi Microskop
Setelah mengetahui pengertian dari microskop, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi microskop adalah untuk membantu mengamati suatu objek agar terlihat lebih jelas.
Dengan kata lain, microskop berfungsi untuk memperbesar suatu objek berukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata.
Selain banyak ditemui di sekolah, micoskop juga sering digunakan di bidang kedokteran untuk mengamati bakteri dan kuman penyakit. Dengan menggunakan microskop, objek yang diteliti akan terlihat lebih jelas.
Bagian-Bagian Microskop
Pada dasarnya, microskop terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian optik dan mekanik. Kedua bagian tersebut diperluas lagi menjadi beberapa bagian lainnya yang memiliki fungsi berbeda-beda. Adapun bagian-bagian microskop secara lengkap yaitu sebagai berikut:
1. Lensa Okuler
Lensa okuler merupakan lensa yang terletak di bagian atas mocroskop yang melakukan kontak langsung dengan mata. Fungsi lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan objek yang berasal dari lensa objektif.
Pada microskop monokuler, hanya terdapat satu buah lensa, sehingga hanya bisa dilihat dengan sebelah mata. Sedangkan pada microskop binokuler, terdapat dua lensa yang memudahkan pengamatan menggunakan kedua mata.
2. Lensa Objektif
Lensa objektif merupakan lensa yang terletak dekat dengan objek yang diamati. Fungsi lensa objektif ini adalah untuk membentuk bayangan nyata dari objek yang dilihat. Jumlah lensa objektif ini berbeda-beda pada setiap microskop. Ada yang tiga atau empat lensa tergantung dari jenis microskopnya.
3. Revolver
Merupakan tuas yang fungsinya untuk mengatur besar kecil bayangan objek pada lensa objektif hingga mampu memperbesar 100 kali dari objek aslinya. Revolver ini juga merupakan penyangga dan tempat dudukan dari lensa objektif.
4. Diafragma
Diafragma merupakan bagian yang terletak di bawah meja preparat. Fungsi diafragma yaitu sebagai pengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk ke lensa objektif untuk menfokuskan objek yang diamati.
5. Cermin
Merupakan bagian microskop yang berfungsi untuk menyalurkan cahaya yang telah masuk lewat diafragma. Pada umumnya, ada dua jenis lensa pada microskop, yaitu cermin cekung dan cermin datar.
6. Tabung Microskop
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler. Dengan adanya tabung ini, maka objek akan terlihat lebih jelas.
7. Meja Preparat
Meja preparat merupakan bidang datar yang digunakan untuk meletakan objek yang diamati. Pada meja ini terdapat penjepit objek yang berfungsi untuk mengunci objek agar tidak bergeser selama diamati.
8. Lengan Microskop
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai rangka utama. Selain itu, lengan tersebut juga digunakan sebagai pegangan ketika membawa atau memindahkan microskop dari satu tempat ke tempat lain.
9. Makrometer Dan Mikrometer
Makrometer dan micrometer merupakan tuas yang ada pada microscop yang berfungsi untuk mengatur lensa agar fokus pada objek yang diamati. Tuas ini memiliki fitur vertikal atau pun horizontal.
Mikrometer merupakan tuas pemutar halus, fungsinya untuk manaikan dan menurunkan tabung microskop secara lambat. Sedangkan makrometer bersifat membesarkan yang bertugas menggerakan tabung dengan cepat. Bentuk mikrometer lebih kecil dibanding makrometer.
10. Kondensor
Merupakan bagian pada microskop yang sering disebut sebagai penampung cahaya. Fungsi kondensor ini yaitu mengumpulkan cahaya yang masuk pada lensa objektif.
11. Tuas Pengatur Kecerahan
Merupakan bagian yang masih erat hubungannya dengan diafragma. Fungsi tuas pengatur kecerahan ini yaitu untuk mengatur kecerahan dan menfokuskan cahaya pada objek yang diamati. Tuas ini merupakan potensioner yang dihubungkan ke bola lampu pada microskop.
12. Kaki Penyangga
Kaki penyangga merupakan bagian tambahan pada microskop. Fungsi dari kaki penyangga ini adalah sebagai penopang microskop agar tidak jatuh ketika berada pada permukaan yang tidak rata. Kaki penyangga dapat diatur dengan cara memutar hingga posisi microskop rata dan seimbang.
Jenis-Jenis Micrsokop
Ada beberapa jenis microskop yang sering digunakan untuk penelitian, diantara yaitu:
1. Microskop Cahaya
Microskop cahaya adalah jenis microskop yang memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan objec yang diamati. Cahaya pada microskop ini dibantu oleh lensa untuk menfokuskan objek yang dilihat. Sumber cahaya yang digunakan ada dua, yaitu cahaya alami dari matahari atau cahaya buatan dari lampu.
Microskop cahaya ini biasanya memiliki tiga buah lensa objektif dengan masing-masing pembesaran 4 kali, 10 kali, 40 kali, dan 400 kali. Sedangkan pada lensa okulernya hanya memiliki 10 kali pembesaran.
Meskipun tidak membutuhkan tempat yang luas untuk penempatannya, namun tampilan gambar yang dihasilkan terkadang tidak sejelas microskop elektron.
Berdasarkan jumalah lensa okuler, microskop cahaya dibagi menjadi 3 macam, yaitu microskop monokuler, microskop binokuler, dan microskop trinokuler.
Micrsokop Monokuler
Merupakan jenis microskop cahaya yang memiliki satu buah lensa okuler untuk mengamati objek. Micrsokop ini hanya bisa digunakan untuk mengamati objek dengan sebelah mata.
Mocroskop Binokuler
Merupakan jenis microskop cahaya yang memiliki dua lensa okuler. Oleh sebab itu, dalam pengamatan menggunakan microskop ini lebih nyaman dibandingkan dengan microskop monokuler karena bisa melihat menggunakan kedua mata.
Micrsokop Trinokuler
Jika pada microskop monokuler memiliki dua buah lensa okuler, microskop trinokuler ini sangat memungkinkan untuk dipasang kamera dan proyektor. Sehingga sangat memudahkan untuk mempresentasikan secara langsung ketika melakukan pengamatan menggunakan microskop.
2. Microskop Elektron
Microskop elektron merupakan jenis microskop yang menggunakan statik dan elektromagnetik. Dengan daya elektron yang dimiliki microskop ini, pembesaran bayangan objek dan pengaturan cahaya lebih maksimal, sehingga mampu menghasilkan pembesaran hingga 2 juta kali dengan resolusi yang lebih bagus dari pada microskop cahaya.
Meskipun tampilan gambar yang dihasilkan lebih jelas dan besar, namun untuk melihat hasil pengamatan menggunakan microskop ini membutuhkan proyektor dan tempat yang cukup luas.
3. Microskop Stereo
Micrsokop stereo merupakan jenis micrsokop yang menggunakan dua jalur optik secara terpisah dengan dua lensa objektif. Serta tidak dilengkapi dengan adanya tabung dan diafragma. Dengan susunan lensa seperti itu, maka microskop ini mampu menghasilkan pencitraan tiga dimensi yang lebih mendetail pada objek yang diteliti.
Microskop jenis ini banyak digunakan untuk observasi pada objek yang relatif berukuran besar dan hanya memerlukan pembesaran tingkat rendah. Meskipun begitu, ketajaman lensa pada microskop stereo ini sebenarnya lebih tinggi dibanding microskop cahaya.
4. Micrsokop Fase Kontras
Microskop fase Kontras merupakan jenis microskop uang sering digunakan dalam bidang biologi. Biasanya digunakan untuk mempelajari bagaian-bagian sel yang masih hidup yang tidak diwarnai dengan kontras, sehingga mampu mengamati objek secara detail.
Cara kerja microskop ini bisa dikatakan sangat rumit, karena menggunakan kondensor khusus yang membantu mengatur cahaya keluar dari fase. Sehingga, cahaya dapat melalui objek dengan kecepatan yang berbeda.
5. Microskop Pender
Bentuk ukuran micrsokop pender ini lebih besar dari pada microskop cahaya. Microskop ini digunakan untuk mendeteksi agen etiologik atau respon imun pada spesimen penderita penyakit infeksi.
Selain itu, microskop pender ini juga digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (virus, bakteri, ricketsia) yang berada di dalam sebuah jaringan.
Cara Menggunakan Microskop
Setelah mengetahui bagian-bagian microskop dan fungsinya, kita juga perlu tahu cara menggunakannya. Berikut merupakan langkah-langkah menggunakan microskop:
1. Letakan microskop pada bidang yang datar untuk mempermudah pengamatan.
2. Aturlah lensa objektif pada fase rendah dengan memutar revolver. Letakan posisi lensa objektif pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang sama dengan lensa okuler.
3. Nyalakan lampu dan aturlah cermin agar cahaya terpenuhi untuk melakukan pengamatan.
4. Bukalah diafragma untuk menyesuaikan lubangnya dengan menggunakan tuas agar cahaya yang diterima mata tidak redup dan juga tidak terlalu terang.
5. Atur posisi lensa objektif dengan menggunakan makrometer. Pastikan jaraknya cukup jauh dari meja preparat.
6. Letakan preparat tepat di bawah lensa objektif. Kemudian gunakan penjepit agar preparat tidak bergeser ketika diamati.
7. Atur meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0,5 cm dengan menggunakan makrometer.
8. Amati bayangan objek melalui lensa okuler sambil mengatur meja preparat dengan menggunakan mikrometer agar mendapatkan tampilan bayangan objek yang paling jelas.
9. Kemudian lihatlah objek dari arah samping sambil mengatur lensa objektif dengan pembesaran yang lebih tinggi. Dan pastikan lensa objektif tidak menyentuh objek agar tidak merusak hasil pengamatan.
10. Fokuskan pengamatan dengan cara memutar mikrometer berlawan arah jarum jam. Jika belum fokus, atur juga pencahayaannya.
11. Setelah selesai, kembalikan lensa objektif ke posisi semula dengan memutar revorver. Kemudian turunkan meja preparat dan naikan tabung microskop. Setelah itu, ambil objek dari meja preparat.
Perawatan Microskop
Perawatan pada microskop merupakan hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga keawetannya. Salah satunya yaitu dengan penggunaan secara wajar dan membersihkannya setelah selesai menggunakannya. Selain itu, ada beberapa tips lainnya pada perawatan microskop, diantaranya yaitu:
1. Simpan microskop pada tempat yang datar, bersih, kering, dan tertutup. Akan lebih baik lagi jika dimasukan ke dalam dusnya.
2. Matikan lampu microskop jika selesai menggunakannya. Kemudian cabut kabelnya dari sumber listrik.
3. Gunakan kain halus yang dibasahi dengan alkohol untuk membersihkan bagian lensa. Jangan gunakan sapu tangan atau kain kasar untuk mengelap lensa microskop.
4. Bersihkan bagian rangka dengan lap yang dibasahi dengan cairan pembersih.
5. Gunakan kuas kecil yang halus untuk membersihkan sela-sela yang sempit.
6. Bersihkan microskop sebelum dan sesudah menggunakannya. Jika jarang digunakan, bersihkan secara rutin dalam waktu tertentu.
7. Tutup microskop jika tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.
8. Gunakan microskop secara berhati-hati. Khususnya pada bagian-bagian yang diputar, seperti revolver, mikrometer, dan makrometer.
Demikianlah penjelasan mengenai microskop dan fungsinya. Semoga bermanfaat.